Mirian Picinini Mexas, Osvaldo Luiz Goncalves
Quelhas, Helder Gomes Costa
Abstrak
Banyak
organisasi menggunakan sistem manajemen yang terintregrasi, yang lebih dikenal
sebagai sistem ERP (Enterprise Resource Planning). Penggunaan sistem ini
mendorong diskusi mengenai metode-metode dalam mengevaluasi sistem ini, yang
mana melibatkan banyak persepsi dan kriteria evaluasi. Pertama, berdasarkan
ulasan literatur mengenai implementasi dan aplikasi dari model multi-kriteria
untuk mengevaluasi sistem ERP, seperangkat kriteria dan sub-kriteria seleksi
ERP sistem diusulkan dalam penerapan ERP kepada perusahaan-perusahaan dalam
industri konstruksi, yang dilatarbelakangi oleh tingginya permintaan dari
organisasi konstruksi sipil di Brazil, yang mana hanya mengalami kekurangan
akan sistem-sistem ini. Setelah itu,
setelah kriteria-kritesia ini divalidasi oleh sekumpulan spesialis teknologi
informasi (IT), 79 responden yang tersebar secara umum pada industri konstruksi
dan IT berpartisipasi dalam bidang studi ini dalam memeriksa persepsi mengenai
kepentingan dari kriteria-kriteria ini. Studi menunjukkan bahwa kriteria
finansial, bisnis dan software adalah yang terpenting bagi responden. Selain
itu, tingkat kepentingan dari sub-kriteria dari tiap kelompok kriteria juga
ditampilkan untuk membantu para pengambil kebijakan dalam memilih sistem ERP.
Kata
kunci : Sistem Informasi, ERP, Industri Konstruksi, Multi-kriteria
1. Pendahuluan
Berdasarkan Laudon dan Laudon tahun
2007, terdapat suatu kecenderungan khususnya pada organisasi besar, untuk
menggunakan aplikasi yang terintegrasi atau sistem, sebagai contoh sistem yang
melingkupi seluruh fungsional area, menerapkan proses-proses bisnis pada suatu
perusahaan yang mencakup semua level manajemen. Lebih dari itu, aplikasi yang
terintegrasi membantu perusahaan untuk menjadi lebih fleksibel dan produktif
dengan secara lebih dekat mengkoordinasikan bisnis proses mereka dan
mengintegrasi kelompok-kelompok proses, sehingga dapat lebih memusatkan
perhatian mereka pada manajemen sumber daya yang lebih efisien dan pada
pelayanan konsumen.
Menurut Stair pada tahun 1998, sistem
informasi telah muncul tanpa perhatian pada integrasi data, tetapi saat ini
telah berkembang sehingga integrasi tersebut telah menjadi bagian dari strategi
organisasional.
Dalam konteks ini, terdapat suatu
kecenderungan pada perusahaan-perusahaan dalam menggunakan sistem manajemen
terintegrasi atau ERP (Enterprise Resource Planning), yang menyebabkan
kebutuhan untuk menyeleksi dan mengakuisi dari sistem yang tepat di antara
alternative-alternatif yang ada. Untuk menyusun seleksi ini, kriteria yang berbeda,
beberapa di antara mereka bersifat subjektif, digunakan dalam pertimbangan ini.
Situasi ini terjadi dalam industri
produksi yang berbeda, tetapi ini memperburuk dalam konstruksi sipil oleh
kompleksitas dari menhubungkan proyek-protek dalam industri ini. Ini merupakan
sektor yang sangat heterogen dengan tingkat keberagaman spesialisasi yang
sangat besar dan tingkat kesenjangan yang besar pada ukuran perusahaan, yang
meningkatkan kompleksitas pada sistem integrasi di antara perusahaan-perusahaan
yang berbeda. Sebagai hasil dari kekhasan industri-industri ini kita dapat
menyebutkan bahwa rantai produktif dari konstruksi sipil Brazil, berdasarkan
riset yang dilaksanakan pada basis data ‘Camara Brasileira da Industria da
Construcao” (CBIC, 2010). Riset ini terdiri dari pembangunan (Building Heav -
Construction) yang memperkerjakan pesentase tertinggi dalam rantai produktif
sebanyak 65%; diikuti oleh industri material (15,5%); perdagangan material
bangunan (7.7%); pelayanan (6.1%); mesin dan peralatan untuk konstruksi (2.2%);
dan penyedia-penyedia lainnya (3.5%).
Dalam literatur tersebut, ada beberapa
artikel yang menhelasakan permodelan multi-kriteria untuk sistem seleksi ERP.
Meskipun begitu, artikel-artikel ini tersebar di antara sumber publikasi yang
berbeda. Lebih dari itu, menurut Chung (2007), meskipun penggunaan sistem ERP
meningkat dan semakin popular, sistem ini tetap tidak familiar bagi industri
konstruksi. Oleh karena itu, riset ini berkontribusi untuk menjelaskan
pengetahuan akan sistem seleksi ERP untuk industri sipil konstruksi dan secara
signifikan dapat membantu manajer dari perusahaan-perusahaan ini untuk
mengambil keputusan saat mereka memilih sistem ERP.
1.1 Sasaran
Studi
ini bertujuan untuk memeriksa persepsi para ahli tekait kepentingan dari kriteria
dan sub-kriteria dalam menyeleksi ERP pada industri konstruksi.
1.2 Rangkuman dari metodologi
Untuk mencapai tujuan ini, kuesioner
dibuat dari kriteria yang diusulkan berdasarkan literatur mengenai model
multi-kriteria untuk pemilihan sistem ERP. Data yang dikumpulkan dalam survei
dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan digambarkan secara grafis.
1.3 Struktur artikel
Selain bagian pendahuluan ini, artikel
ini terdiri dari bagian-bagian berikut: Bagian 2, yang menjelaskan konsep
sistem manajemen terintegrasi (ERP); Bagian 3, yang menyajikan metodologi yang
diterapkan dalam studi ini; Bagian 4, yang berisi daftar intisari dari literatur;
Bagian 5, yang mengusulkan seperangkat kriteria untuk pemilihan sistem ERP,
yang diwakili oleh pohon kriteria dan sub-kriteria dan sebuah tabel yang
dilengkapi dengan deskripsi mendetil dari setiap sub kriteria di tingkat
hirarki terendah; Bagian 6 mengidentifikasi kepentingan-kepentingan dari
kriteria dan sub-kriteria yang diusulkan melalui survei dengan 79 responden;
Analisis dari 79 responden dan subset dari 32 responden yang menerapkan sistem
ERP atau interface ERP dibuat, dan
analisis yang membandingkan hasil dari kedua kelompok ini dilaksanakan; dan
yang terakhir, Bagian 7 menyajikan kesimpulan dari studi ini.
2. Konsep-konsep dalam Sistem ERP
Menurut Choudhury (2009), sistem ERP
adalah sebuah paket perangkat lunak bisnis yang mengintegrasikan rangkaian
aplikasi perangkat lunak modular untuk memenuhi semua fungsi dari sebuah
perusahaan. Vlachopoulou dan Manthou (2006) mengamati bahwa integrasi adalah
masalah yang menantang yang telah dihadapi oleh perindustrian selama
bertahun-tahun. Penulis mendefinisikan ERP sebagai sistem yang luas pada
perusahaan yang mengotomatisasi semua proses bisnis dan menggantikan sistem terdahulu,
mengintegrasikan semua departemen dan fungsi suatu perusahaan ke dalam satu
sistem yang berjalan pada basis data yang umum. Dengan demikian, berbagai
departemen dapat lebih mudah berbagi informasi dan berkomunikasi dengan satu
sama lain.
Menurut Goh (2006), sistem ERP berada di
jantung dari fungsi bisnis perusahaan, dan dengan demikian, memahami sistem ERP
menjadi sangat penting. ERP dapat membantu dalam tiga kapasitas utama dalam
organisasi yakni operasional, taktis dan strategis.
Menurut Shi dan Halpin (2003), sistem
ERP menyediakan lingkungan kerja yang umum bagi perusahaan untuk
mengintegrasikan fungsi inti dari manajemen bisnis ke dalam basis data yang
umum. Dengan demikian, informasi dapat dibagi dan komunikasi yang efisien dapat
dicapai antara bidang manajemen yang berbeda.
Ada dua jenis sistem ERP yang saat ini
tersedia: proprietary ERP (P-ERP) dan
ERP open source yang gratis
(FOS-ERP). Menurut Carvalho dan Campos (2009), ketika perusahaan membeli
lisensi ERP dari perusahaan yang mengembangkan dan memiliki perangkat lunak
tersebut, hal ini yang disebut dengan P-ERP. Selain itu, menurut penulis ini,
dalam beberapa tahun terakhir sistem FOS-ERP telah muncul, yang merupakan
sistem perangkat lunak yang dapat secara bebas didistribusikan atau dijual dan
memberikan kebebasan kepada pengguna
untuk menjalankan programnya untuk tujuan apapun. Perlu dicatat bahwa, menurut
Carvalho dan Johansson (2010), pilihan terbaik untuk FOS-ERP mendatang adalah
perangkat lunak sebagai layanan bisnis model (SaaS). Dalam model ini, aplikasi
itu sendiri dapat diatur dari jarak jauh dan dirakit pada perangkat keras dari perusahaan
pengembang perangkat lunak. Konfigurasi ini bukanlah hal yang baru di bidang
ERP.
Penelitian yang dilakukan di sini mempertimbangkan
baik P-ERP maupun sistem FOS-ERP.
3. Metode Riset
Langkah-langkah
berikut dilakukan untuk menyusun riset ini:
Langkah
1:
Mengulas literatur untuk mensurvey pernyataan yang ada di dalam konteks masalah
dan untuk memeriksa referensi teoritis pada topik sebagai dasar untuk pemodelan
kriteria yang diusulkan.
Langkah
2:
Kompilasi kriteria dan sub-kriteria yang telah disurvei melalui artikel yang
ditemukan selama mengulas literatur yang menggambarkan pilihan sistem ERP
menggunakan metode multi kriteria AHP atau metodologi fuzzy. Daftar kriteria dan sub-kriteria ini dikelompokkan menurut
kesamaannya.
Langkah
3:
Pohon kriteria dari ulasan literatur diuraikan, dan seperangkat sub-kriteria
yang diusulkan dikelompokkan berdasarkan lima kriteria (financial, bisnis,
perangkat lunak (software), teknologi dan vendor), bersama dengan penjelasan
rinci tentang setiap kriteria.
Langkah
4:
Seperangkat kriteria dan sub-kriteria divalidasi oleh para ahli teknologi
informasi (IT) (''focus group”)
dengan pengalaman yang beragam dalam pemilihan sistem manajemen informasi.
Wawancara individu dilaksanakan, struktur kriteria dan sub-kriteria yang
diusulkan dikirim melalui surel, dan konsensus di antara para ahli telah
disepakati.
Langkah
5:
Seperangkat kriteria dan sub-kriteria akhir diuraikan setelah divalidasi
melalui focus group.
Langkah
6:
Kuesioner telah disiapkan dan dikumpulkan melalui encuestafacil.com untuk
kelompok yang berbeda (IT, industri konstruksi, pendidikan dan lain-lain).
Kuesioner diuji dan divalidasi oleh spesialis yang berpengalaman dalam
pemilihan sistem ERP ERP sebelum dipindahkan, untuk memastikan bahwa hasil penelitian
yang tepat telah dicapai.
Langkah
7:
Hasil kuesioner dari dua sampel data (sekelompok berisi 79 responden) dan
subset dari 32 responden yang menerapkan sistem ERP atau interface yang disajikan. Data yang dikumpulkan disajikan
menggunakan statistik deskriptif dan analisis grafis komparatif.
4. Rangkuman Ulasan Literatur: Kriteria
dan Sub-kriteria yang Digunakan dalam Pemilihan Sistem ERP
Pertama, untuk pengembangan riset ini,
pencarian literatur dilakukan untuk mengidentifikasi dan memilih model
multi-kriteria untuk pemilihan sistem ERP. Pencarian ini dilakukan dengan
menggunakan Federal Agency for
the Support and
Evaluation of Graduate. Kata kunci yang awalnya digunakan
dalam pengembang riset ini adalah '' kriteria pemilihan perangkat lunak,'' '' evaluasi
perangkat lunak'', dan '' evaluasi sistem perangkat lunak.'' Kami menemukan
artikel 16 yang menggunakan multi kriteria untuk pemilihan sistem ERP, yang
delapan menggunakan metode AHP dan delapan menggunakan metodologi fuzzy. Kriteria dan sub-kriteria dari 16
artikel yang telah disurvei disusun dan dipisahkan ke dalam lima table yang
dikelompokkan berdasaarkan kriteria: financial (Tabel 1), bisnis (Tabel 2), perangkat
lunak (Tabel 3), teknologi (Tabel 4), dan vendor (Tabel 5).
Dalam
tabel ini, artikel-artikel dikodekan dengan A1, A2, A3, A4, A5, A6, A7 dan A8
merujuk pada artikel yang menggunakan AHP, dan artikel yang dikodekan dengan
F1, F2, F3, F4, F5, F6, F7, dan F8 merujuk pada artikel yang menggunakan
pendekatan fuzzy. Para penulis yang
dikutip adalah sebagai berikut: A1 ¼ (Byun dan Suh, 1996); A2 ¼ (Kim dan bulan,
1997); A3 ¼ (Teltumbde, 2000); A4 ¼ (Wei et al, 2005); A5 ¼ (Natalia et al.,
2006); A6 ¼ (Ayag dan Ozdemir, 2007); A7 ¼ (Lee et al., 2009); A8 ¼ (Yazgan et
al., 2009); F1 ¼ (Erol FX dan Ferrell Jr, 2003); F2 ¼ (Wei dan Wang, 2004); F3
¼ (Lin et al., 2007); F4 ¼ (Buyukozkan dan Ruan, 2008); F5 ¼ (Bueno dan Salmeron,
2008); F6 ¼ (Ghapanchi et al., 2008); F7 ¼ (Sen et al., 2009); F8 ¼ (Sen dan
Baracli, 2010).
![](file:///C:\Users\ASUSA4~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.png)
Tabel
2. Konsolidasi dari Kriteria Bisnis
dalam Pemilihan ERP
5.
Pengajuan
dari seperangkat kriteria untuk pemilihan sistem ERP
![](file:///C:\Users\ASUSA4~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.png)
Dengan
menganalisis tabel 1-5, kami menyiapkan seperangkat kriteria dan sub-kriteria
yang diusulkan untuk pemilihan sistem ERP. Sub-kriteria dikelompokkan ke dalam
set yang terkait, seperti yang disarankan oleh Costa (2006), kriteria yang
berlebihan atau tumpang tindih akan dihilangkan, kriteria yang tidak
berhubungan dengan topic permasalahan akan dibuang dan perubahan akan dibuat di
semua tingkatan dari struktur kriteria untuk mendukung pemahaman dan akan
digunakan oleh para pengambil keputusan dan evaluator. Juga harus dicatat bahwa
beberapa fungsionalitas, kehandalan, kegunaan, efisiensi, kemampu-rawatan (maintainability), dan portabilitas dari
sub-kriteria akan dimasukkan ke dalam proposal karena kepentingan mereka akan
disorot dalam standar ABNT NBR ISO/IEC 9126-1 (ABNT, 2003).
5.1 Pohon kriteria yang diusulkan
untuk pemilihan sistem ERP
Gambar 1 menunjukkan pohon yang
diusulkan yang terdiri dari lima set kriteria (financial, bisnis, perangkat
lunak, teknologi, dan vendor) dan sub-kriteria mereka masing-masing. Informasi
rinci mengenai kriteria dan sub-kriteria dan tingkat ketiga dari pohon ini
terdiri dari total 45 sukcriteria, yang disediakan dalam bagian ini. Dalam
hirarki ini, setiap kriteria bisnis mengacu keselarasan terhadap bisnis.
Tabel 6-10
menunjukkan deskripsi 45 sub-kriteria pada tingkat terendah dari hirarki yang
ditunjukkan dalam gambar 1.
6. Pemetaan Persepsi dari Tingkat Kepentingan
Kriteria: Bidang Riset
Kuesioner online diberikan untuk
memetakan pentingnya kriteria dan sub-kriteria yang digunakan untuk pemilihan
sistem manajemen terintegrasi (ERP) dalam industri konstruksi. Kuesioner
terdiri dari 23 pertanyaan. Lima pertanyaan pertama adalah pertanyaan
perkenalan mengenai profil profesional dari para responden, dan 18 pertanyaan
lainnya menggambarkan bobot dari kriteria dan sub-kriteria yang diusulkan.
Untuk 18 pertanyaan sisanya, responden diberitahu bahwa bobot kriteria yang
ditetapkan dalam setiap pertanyaan selalu harus sama dengan 100.
Kuesioner telah diuji dan divalidasi
oleh spesialis yang berpengalaman dalam pemilihan sistem ERP sebelum
dipindahkan. Beberapa revisi dibuat untuk memastikan bahwa kuesioner menjadi
lebih mudah dipahami dan komprehensif. Survei dilakukan mulai bulan Februari
hingga April 2011, dan analisis dari hasil survey ini dilakukan dari Maret
hingga Juni 2011. Secara geografis, perusahaan dan para ahli yang diwawancarai
bertempat tinggal di negara bagian Brasil Rio de Janeiro, Sao Paulo dan Minas
Gerais.
6.1 Sampel yang disurvey
Kuesioner ini diberikan kepada
profesional yang bekerja di IT, konstruksi, pendidikan dan bidang lainnya
karena mereka mewakili kelompok orang-orang yang sangat berkontribusi dalam pemilihan
sistem ERP pada perusahaan konstruksi.
Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, kuesioner terdiri dari dua bagian: bagian pertama digunakan untuk
mengetahui profil profesional responden, dan bagian kedua digunakan dalam
memprioritaskan kriteria. Namun, bagian pertama menunjukkan bahwa ada sebuah
kelompok dengan kecenderungan yang lebih besar kepada IT. Keberadaan kelompok
ini menyebabkan kelompok sampel terbagi ke dalam dua subkelompok. Kelompok
pertama terdiri dari 79 responden, dan kelompok kedua hanya terdiri dari 32
responden. Responden dari kelompok kedua dipisahkan dari kelompok pertama
karena mereka memiliki afinitas yang lebih besar terhadap topiknya. 32
responden ini telah bekerja pada atau telah terlibat dalam penerapan sistem
manajemen terintegrasi (ERP).
![](file:///C:\Users\ASUSA4~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.png)
Profil profesional responden bobot yang
mereka tentukan untuk kriteria dan sub-kriteria disajikan di bawah ini. Tingkat
kepentingan relative dari sub-kriteria yang dibobotkan terhadap kelompok
kriterianya diibahas, dan hasil dari dua kelompok sampel dibandingkan.
Tabel
4. Konsolidasi dari Kriteria Teknologi
dalam Pemilihan ERP
![](file:///C:\Users\ASUSA4~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.jpg)
![](file:///C:\Users\ASUSA4~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image010.png)
6.2 Profil profesional dari para
responden
Untuk memberikan pemahaman yang lebih
baik mengenai limitasi studi, ringkasan respon atas pertanyaan nomor satu
sampai lima disajikan di bawah ini. Statistik deskriptif digunakan untuk
menggambarkan karakteristik profil dengan mengukur frekuensi dan partisipasi
relatif, yang kemudian dinyatakan sebagai persentase.
Profil profesional dari responden yang
dihasilkan menunjukkan bahwa sebagian besar dari 79 dan 32 responden bekerja di
organisasi terutama perusahaan IT dan konstruksi, yang diikuti oleh pendidikan
dan bidang lainnya. Sehubungan dengan bidang keahlian mereka, sebagian besar
responden bekerja di bidang IT, dan sebagian besar telah memiliki lebih dari
sepuluh tahun pengalaman kerja. Selain itu, sebagian besar responden menggunakan
P-ERP (proprietary ERP) dalam organisasi mereka.
Sebagian
besar 79 responden tidak pernah menerapkan sistem ERP (60%, atau 47 responden).
40% sisa responden, yakni 32 responden dari kelompok sampel kedua,
didistribusikan sebagai berikut: 25% (20 responden) telah menerapkan P-ERP, dan
10% (delapan responden) telah menerapkan interface antara P-ERP dan sistem
terdahulu; sebagian sisanya telah menerapkan FOS-ERP (Free / Open Source ERP)
(4% atau tiga responden) dan interface antara FOS-ERP dan sistem terdahulu (1%
atau satu responden).
![](file:///C:\Users\ASUSA4~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image011.png)
Gambar 1. Pohon Kriteria dan Sub-kriteria dalam
pemilihan sistem ERP
Tabel 6. Kriteria Finansial
![](file:///C:\Users\ASUSA4~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image013.jpg)
Tabel 7. Kriteria Bisnis
![](file:///C:\Users\ASUSA4~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image015.jpg)
6.3 Analisis Komparatif dari dua
kriteria pertama berdasarkan tingkat hirarki
Untuk menggambarkan respon dari 18
pertanyaan terakhir, (pertanyaan nomor 6
sampai 23) dari dua sampel, grafik perbandingan digunakan untuk pertanyaan
nomor 6, 7, 11, 17 dan 20, yang mewakili dua kriteria pertama dari struktur
yang diusulkan. Untuk pertanyaan lainnya, yang sesuai dengan sub-kriteria pada
tingkat hirarki terendah, analisis komparatif disajikan dalam Bagian 6.4.
(Tabel 11 dan grafik perbandingan).
Persentase dalam gambar di bawah ini
sesuai dengan rata-rata aritmatika dari bobot yang diberikan oleh responden
untuk masing-masing kriteria dan sub-kriteria. Grafik di sebelah kiri (a)
sesuai dengan kelompok yang berisi 79 responden, dan grafik di sebelah kanan
(b) sesuai dengan kelompok yang berisi 32 responden.
Distribusi dari respon yang valid untuk
pertanyaan nomor 6 menunjukkan bahwa responden menganggap kriteria keuangan
(24%) dan bisnis (23%) menjadi yang paling penting, diikuti oleh kriteria
perangkat lunak (21%), teknologi (16%) dan vendor (16%) (Gambar. 2a).
Kelompok dengan 32 responden menganggap
kriteria perangkat lunak (23%) menjadi yang paling penting, diikuti oleh
kriteria keuangan (22%), bisnis (22%), vendor (18%) dan teknologi (15%) (Gbr.
2b). Hasil ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kelompok kedua lebih terfokus
pada kegiatan IT.
Distribusi dari respon yang valid untuk
pertanyaan nomor 7, yang berkaitan dengan sub-kriteria keuangan, menunjukkan
bahwa biaya total (56%) dianggap lebih penting daripada kondisi kontrak (44%)
(Gambar. 3a). Total biaya (60%) juga dianggap lebih penting daripada kondisi
kontrak (40%) pada kelompok kedua (Gambar. 3b).
Distribusi dari respon yang valid untuk
pertanyaan nomor 11, yang mana merupakan respon terhadap sub-kriteria perangkat
lunak, menunjukkan bahwa reliabilitas (23%) dan fungsi (23%) sub-kriteria yang
paling penting, diikuti oleh sub-kriteria kegunaan (20%), fleksibilitas (18%)
dan waktu (16%) (Gambar. 4a).
Kelompok kedua (berisi 32 responden)
menganggap keandalan (26%) menjadi yang paling penting, diikuti oleh fungsi
(23%), kegunaan (19%), fleksibilitas (17%) dan waktu (15%) (Gambar. 4b).
Distribusi dari respon yang valid untuk
pertanyaan nomor 17, yang mana merupakan respon terhadap sub-kriteria
teknologi, menunjukkan bahwa kedua kelompok menganggap sub-kriteria layanan
(52%) menjadi lebih penting daripada platform teknologi (48%) (Gambar. 5a, b).
Distribusi dari respon yang valid untuk
pertanyaan nomor 20, yang mana merupakan respon terhadap sub-kriteria vendor,
menunjukkan bahwa kapasitas teknis (36%) adalah sub-kriteria yang paling
penting, diikuti oleh support (35%)
dan profil vendor (29%) (Gambar. 6a).
Pada kelompok kedua, kapasitas teknis
(36%) dan dukungan (36%) dianggap lebih penting daripada profil vendor (28%)
(Gambar. 6b).
Tabel 8. Kriteria Perangkat Lunak
![](file:///C:\Users\ASUSA4~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image017.jpg)
Tabel 9. Kriteria Teknologi
![](file:///C:\Users\ASUSA4~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image019.jpg)
Tabel 10. Kriteria Vendor
![](file:///C:\Users\ASUSA4~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.jpg)
6.4 Analisis Komparatif dari Sub-kriteria
dengan Tingkat hierarki terendah
Dalam bagian ini, analisis komparatif
dilakukan terhadap rata-rata pembobotan
yang ditentukan oleh kedua kelompok sampel (kelompok dengan 79 responden dan 32
responden) dari sub-kriteria dengan tingkat hierarki terendah dari pohon
kriteria dan sub-kriteria yang ditampilkan pada table 11.
Untuk lebih memvisualisasikan analisis
komparatif ini, lima buah grafik yang dikelompokkan berdasarkan tingkat
kriteria dengan hierarki tertinggi dibangun: financial, bisnis, perangkat lunak,
teknologi, dan vendor. Grafik-grafik berikut dipisahkan ke dalam seperangkat
kriteria melalui garis putus-putus.
Biaya pemeliharaan dan instalasi
dianggap sebagai sub-kriteria total biaya yang paling penting oleh kedua
sampel, diikuti oleh biaya awal dan biaya pelatihan (Gambar. 7, keuangan).
Selain itu, dalam sub-kriteria kondisi kontrak, SLA (service level agreement) dan garansi ditampilkan sebagai
sub-kriteria dengan pembobotan rata-rata tertinggi jika dibandingkan dengan
penyediaan layanan dan kondisi komersial, yang memiliki bobot serupa.
Tabel 11. Perbandingan Pembobotan Rata-rata antara
kelompok 79 responden dan 32 responden
![](file:///C:\Users\ASUSA4~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image023.png)
![](file:///C:\Users\ASUSA4~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image025.jpg)
Gambar 2. Kriteria dalam Pemilihan Sistem ERP pada
(a) kelompok 79 responden (b) kelompok 32 responden
![](file:///C:\Users\ASUSA4~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image026.jpg)
Gambar 3. Kriteria Finansial pada (a) kelompok 79
responden (b) kelompok 32 responden
![](file:///C:\Users\ASUSA4~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image028.jpg)
Gambar 4. Kriteria Perangkat lunak pada (a) kelompok
79 responden (b) kelompok 32 responden
![](file:///C:\Users\ASUSA4~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image029.jpg)
Gambar 5. Kriteria Teknologi lunak pada (a) kelompok
79 responden (b) kelompok 32 responden
![](file:///C:\Users\ASUSA4~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image030.jpg)
Gambar 6. Kriteria Vendor lunak pada (a) kelompok 79
responden (b) kelompok 32 responden
![](file:///C:\Users\ASUSA4~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image032.jpg)
Gambar 7. Analisis komparatif dari pembobotan
rata-rata untuk sub-kriteria finansial pada kedua kelompok
![](file:///C:\Users\ASUSA4~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image034.jpg)
Gambar 8. Analisis komparatif dari pembobotan
rata-rata untuk sub-kriteria bisnis pada kedua kelompok
Pada gambar 8 (bisnis), sub-kriteria yang
sejalan dengan strategi bisnis memiliki pembobotan tertinggi, diikuti oleh sub-kriteria
yang sejalan dengan strategi teknologi, serta perubahan manajemen dan produksi
kebijakan, yang memiliki pembobotan rata-rata terendah dalam kedua kelompok.
Dalam sub-kriteria waktu, waktu
implementasi dianggap sebagai sub-kriteria yang paling penting oleh kedua
sampel jika dibandingkan dengan masa pelatihan dan masa produksi (gambar 9,
perangkat lunak). Kesesuaian memiliki pembobotan tertinggi dalam sub-kriteria
fungsi, diikuti oleh kepatuhan, kustomisasi, interoperability dan kemampu-rawatan
(maintainability). Dalam sub-kriteria
kegunaan, kemudahan dalam penggunaan dan efisiensi memiliki bobot yang lebih
tinggi daripada creation of user
applications. Skalabilitas memiliki pembobotan rata-rata yang sedikit lebih
tinggi di antara sub-kriteria fleksiilitas daripada in-house development atau portabilitas, dan dalam sub-kriteria kehandalan,
keamanan memiliki bobot yang lebih tinggi daripada recoverability, kedewasaan dan fault
tolerance.
Sehubungan dengan sub-kriteria platform
teknis, kedua kelompok menganggap platform independen menjadi lebih penting
daripada kecukupan akan teknis arsitektur dan bahasa, dan pengembangan
alat-alat (gambar 10, teknologi). Adapun pada sub-kriteria layanan, layanan
internet memiliki bobot lebih tinggi daripada layanan pengguna dan dokumentasi
teknis.
Sehubungan dengan sub-kriteria profil
vendor (gambar 11, vendor), referensi dianggap menjadi hal yang paling penting,
diikuti oleh kekuatan finansial, keberlanjutan (sustainability) dan tanggung jawab sosial. Pada sub-kriteria
kapasitas teknis, vendor yang berpengalaman memiliki pembobotan yang lebih
tinggi daripada ketersediaan sumber daya atau teknologi R&D (penelitian dan
pengembangan). Adapun pada sub-kriteria dukungan, layanan dukungan (support service) ini mirip dengan waktu
layanan, yang diikuti oleh hubungan antara pelanggan dan pemasok.
Analisis komparatif yang diuraikan dalam
bagian ini menunjukkan bahwa kelompok kedua, yang terdiri dari 32 responden,
memiliki hasil yang sama kelompok dengan 79 responden. Hasil ini menunjukkan
kesamaan tanggapan, bahkan dalam kelompok yang belum menerapkan sistem ERP,
yang berkontribusi sebanyak dengan 60% dari jumlah sampel pertama (47
responden).
![](file:///C:\Users\ASUSA4~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image036.jpg)
Gambar 9. Analisis komparatif dari pembobotan
rata-rata untuk sub-kriteria perangkat lunak pada kedua kelompok
![](file:///C:\Users\ASUSA4~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image038.jpg)
Gambar 10. Analisis komparatif dari pembobotan
rata-rata untuk sub-kriteria teknologi pada kedua kelompok
![](file:///C:\Users\ASUSA4~1\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image040.jpg)
Gambar 11. Analisis komparatif dari pembobotan
rata-rata untuk sub-kriteria vendor pada kedua kelompok
7
Kesimpulan
Ulasan
literatur awal memeriksa kerangka kerja secara teoritis, yang berfungsi sebagai
dasar dari pemodelan kriteria dan sub-kriteria yang diusulkan serta untuk
mendukung pemilihan sistem ERP pada perusahaan-perusahaan yang berkecimpung
dalam industri konstruksi. Lima kriteria utama (financial, bisnis, perangkat
lunak, teknologi dan vendor) dan 45 sub-kriteria di tingkat hierarki terendah
teridentifikasi. Ahli dari ilmu yang terkait ikut memvalidasi struktur ini.
Pemetaan
dari persepsi para ahli akan pentingnya kriteria dan sub-kriteria dalam
pemilihan sistem ERP dilakukan melalui riset dengan menggunakan kuesioner yang
diberikan kepada 79 responden. Dua sampel dianalisis: sampel pertama terdiri
atas 79 responden, dan sampel kedua yang merupakan subgroup dari sampel
pertama, terdiri atas 32 responden yang bekerja atau telah terlibat dengan
sistem manajemen terintegrasi (ERP).
Kuesioner
dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama digunakan untuk menggali profil
profesional dari responden yang bersangkutan, dan bagian kedua digunakan dalam
memprioritaskan kriteria. Analisis dari profil profesional responden menunjukkan
bahwa sebagian besar responden dari sampel kedua bekerja dalam organisasi IT
dan konstruksi, yang mana mereka berfokus pada bidang IT dan telah memiliki
pengalaman kerja lebih dari sepuluh tahun. Selain itu, sebagian besar responden
menggunakan sistem P-ERP (ERP proprietary) dalam organisasi mereka. Sebagian
besar dari kelompok pertama (dengan 79 responden) (yakni sebanyak 60%) tidak pernah menerapkan
sistem tersebut.
Pembobotan
dari kriteria pada tingkat hierarki yang tertinggi menunjukkan bahwa kelompok
dengan 79 responden menganggap bahwa kriteria finansial (24%) dan kriteria
bisnis (23%) menjadi yang paling penting, diikuti oleh perangkat lunak (21%),
teknologi (16%) dan kriteria vendor (16%). Sebaliknya, kelompok dengan 32
responden menganggap bahwa kriteria perangkat lunak (23%) merupakan yang paling
penting, diikuti oleh finansial dan bisnis (keduanya masing-masing 22%), vendor
(18%) dan teknologi kriteria (15%). Hasil ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa
kelompok kedua lebih terfokus pada kegiatan IT.
Pembobotan
dari kriteria pada tingkat hierarki yang kedua menghasilkan kesimpulan yang
sama dari kedua kelompok sampel. Untuk sub-kriteria finansial, biaya total dianggap
lebih penting daripada kondisi kontrak; untuk sub-kriteria perangkat lunak,
kehandalan dan fungsionalitas dianggap sebagai hal yang paling penting; untuk
sub-kriteria teknologi, sub-kriteria layanan dianggap lebih penting daripada platform
teknologi; dan untuk sub-kriteria vendor, kapasitas teknis dianggap sebagai
sub-kriteria yang terpenting.
Analisis
komparatif dari hasil pembobotan rata-rata dilakukan terhadap kedua kelompok
sampel untuk 45 sub-kriteria di tingkat hirarki terendah kurang lebih sama, hal
ini menunjukkan kesamaan tanggapan. Kecenderungan ini bahkan diamati di
kelompok yang belum pernah menerapkan sistem ERP, yang berpadanan dengan 60%
dari kelompok sampel pertama (47 responden). Sub-kriteria berikut dianggap
sebagai yang paling penting: biaya pemeliharaan, biaya pelaksanaan, SLA,
garansi, hal yang sejalan dengan strategi bisnis, waktu penerapan, kesesuaian,
kemudahan dalam penggunaan, efisiensi, skalabilitas, keamanan, platform
independen, layanan internet, referensi, pengalaman vendor, dukungan layanan
dan waktu layanan.
Sehubungan
dengan kontribusi dalam riset ini, diharapkan bahwa dengan menggunakan struktur
yang diusulkan, dilengkapi dengan tingkat kepentingan kriteria-kriteria, manajer
dari perusahaan-perusahaan dalam industri konstruksi sipil dapat membuat
keputusan yang lebih baik ketika memilih sistem ERP. Selain itu, dengan
mengetahui pentingnya perangkat kriteria dan sub-kriteria dapat membantu mereka
tidak hanya para pengambil keputusan perusahaan konstruksi sipil tetapi juga
vendor perangkat lunak, dengan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
pentingnya sub-kriteria yang paling relevan dengan pilihan sistem ERP sehingga
vendor dapat fokus pada kriteria ini ketika memasaran produk mereka.
Penggunaan
dari penilaian ini dalam memprioritaskan kriteria disarankan bagi studi di masa
depan, dalam konsultasi dengan para ahli yang akan menggunakan prinsip-prinsip
penilaian yang melekat pada Metode AHP dalam menetapkan bobot untuk kriteria
dan sub-kriteria, karena metode ini secara luas digunakan untuk pemilihan
sistem ERP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar